Sosok : Membuat Pupuk dari Batuan Vulkanik

Membuat Pupuk dari Batuan Vulkanik

Maharani  

Lahir : Praya, 16 Agustus 1980

Istri : Baiq Titis Tini Yulianty

Anak : Dafiqazzahra Almahira dan Emir Dzaki Abbas

Orangtua : H Muksin-Hj Rukakyah

Pekerjaan : Peneliti di Lombok Research Center

Pendidikan :

1. SDN Tiwuasem, Praya, lulus 1992
2. SMPN 2 Praya, lulus 1995
3. SMAN Praya, lulus 1998
4. Fakultas Pertanian Universitas Mataram Jurusan Ilmu Tanah, lulus 2005
5. Pendidikan S-2 Jurusan Agronomi Universitas Negeri Jember, Jawa Timur, lulus 2009

Penghargaan : SATU Indonesia Award PT Astra International (Tbk), tahun 2014

Ia adalah pembuat pupuk dari batuan vulkanik, ia telah melakukan riset dan mengumpulkan batuan yang berasal dari gunung api di Kanada, Amerika, Gunung Merapi (Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta), Gunung Ijen (perbatasan Banyuwangi-Bondowoso, Jawa Timur), Gunung Agung (Bali), dan Gunung Rinjani (Lombok).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa batuan dari Gunung Rinjani memiliki unsur hara makro dan mikronya juga terdapat banyak kandungan silika (Si)-nya. Si dapat digunakan sebagai bahan produksi kecantikan, obat-obatan, dan industri elektronik.

Si juga bisa dijadikan sebagai bahan induk ketahanan alami, kuantitas, dan kualitas produksi tanaman. Untuk melakukan penelitian ini ia menggunakan uang sendiri dan juga untuk biaya transportasi, membuat demplot penelitian di seputar areal sawah penduduk.

Membuat pupuk cair dengan sederhana, bahan baku  menggunakan batuan di sekitar Gunung Rinjani di Desa Akar-akar, Lombok Utara, kemudian ditumbuk menjadi tepung. Alat tumbuk yang digunakan merupakan buatan perajin di Mataram. Setelah jadi tepung, lalu menjalani proses pelarutan dengan dimasukkan ke air yang dicampur formula khusus guna melepas kandungan makanan dalam batuan itu. Campuran unsur hara batuan dan formula itu keluarannya dalam bentuk pupuk cair, setelah menjalani proses pelarutan selama dua jam.

Pupuk ini dapat menghemat pembelian sarana produksi dan juga mengurangi boros sistem pemupukan dengan ditebar. ”Teori pemupukan adalah pupuk ditebar ke dalam tanah, lalu diserap akar dan dibawa ke daun untuk ’digodok’. Setelah ’masak’ dan jadi makanan, pupuk itu dikirim sebagai nutrisi ke seluruh organ tanaman. Sekarang kita balik, pupuk cair itu langsung ’disuapi’ ke ’mulut’-nya (daun),” ungkap Maharani.

Ia sosok yang tidak pelit dalam ilmu, bahkan ia kedatangan para petani yang berasal dari Kabupaten Sorong, Papua Barat, ke Lombok untuk menimba ilmu kepadanya. Tidak sekedar teori ia juga pergi kelapangan untuk mendampingi para petani.