"MENJUAL" KEJUJURAN DI TOKO SOSIAL
Nama : Yayan Tahyan
Lahir : Tasikmalaya, 12 Februari 1958
Pekerjaan: Pensiunan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya
Istri : Hj Dedeh Saadah (54)
Anak : 1.Adi Saaduddin T (30)
2. Ratih Widya Purwasih (26)
Pendidikan: 1.SD Sukasenang I Cipakat, 1970
2.SMPN I Singaparna, 1973
3.SPGN Tasikmalaya, 1976
4.Universitas Siliwangi Tasikmalaya, 1985
Toko Bale Asih adalah terletak di pinggir jalan raya Bandung-Garut-Singaparna-Tasikmalaya toko ini memberikan keperluan sekolah anak-anak secara gratis untuk yang anak yatim,yatim piatu,kurang mampu, dll. Contohnya seorang nenek Enih (70) warga Kampung Badakpaeh, tetangga Kampung Kudang yang datang ke toko itu sambil menangis karena cucunya yang tidak memiliki orangtua itu,sudah memilik seragam dan alat-alat tulis yang lengkap secara gratis. Cucu dari nenek itu dibawa oleh guru disekolahnya ke toko tersebut.
Bahkan tidak sedikit orang yang tidak mengetahui akan hal itu terkejut karena semua barang yang mereka pilih diberikan secara gratis. Pak Yayan berkata jika ingin menyumbang silahkan masukkan ke kotak, kalau tidak pun, tidak apa-apa. Ia juga berkata "Kami berusaha menjual kejujuran di lingkungan masyarakat sekitar kami" yang setiap hari menjadi penjaga toko.
Toko sosial dan perpustakaan Bale Asih didirikan awal 2013 dan beroperasi secara penuh awal Februari 2014. Perpustakaan ini menawarkan kejujuran kepada pembacanya,cukup dengan mencatat nama,alamat, serta sekolah peminjam, dan mereka pun bisa membawa buku ke rumahnya selama satu minggu. Perpustakaan ini menyediakan buku-buku pelajaran sehingga banyak anak sekolah yang datang.
Yayan adalah pensiunan kepala dinas pendidikan, ia berinisiatif mendirikan Yayasan Bale Asih untuk kedua keperluan itu. Untuk pendanaannya, ia mengumpulkan sumbangan secara sukarela dari keluarga dan kerabatnya. Ia mencoba membantu meringankan beban yang dialami oleh warga tidak mampu. Melihat keseharian di sekitar kampungnya masih banyak warga yang kesulitan ekonomi karena mengalami kemiskinan struktural.
Dana yang diterima secara sukarela itu sifatnya tidak menentu,akibatnya ia bersama komunitas Siapbelajar mendirikan penerbitan mingguan pendidikan lokal seperti jurnal info pendidikan. "Dari jurnal pendidikan yang terjual, kami menyisihkan Rp 250 per eksemplar untuk Bale Asih," ujar Yayan. Ia juga menyebarkan materi ajar dan aplikasi pendidikan secara daring (online) melalui Siapbelajar.com secara gratis.
Lahir : Tasikmalaya, 12 Februari 1958
Pekerjaan: Pensiunan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya
Istri : Hj Dedeh Saadah (54)
Anak : 1.Adi Saaduddin T (30)
2. Ratih Widya Purwasih (26)
Pendidikan: 1.SD Sukasenang I Cipakat, 1970
2.SMPN I Singaparna, 1973
3.SPGN Tasikmalaya, 1976
4.Universitas Siliwangi Tasikmalaya, 1985
Toko Bale Asih adalah terletak di pinggir jalan raya Bandung-Garut-Singaparna-Tasikmalaya toko ini memberikan keperluan sekolah anak-anak secara gratis untuk yang anak yatim,yatim piatu,kurang mampu, dll. Contohnya seorang nenek Enih (70) warga Kampung Badakpaeh, tetangga Kampung Kudang yang datang ke toko itu sambil menangis karena cucunya yang tidak memiliki orangtua itu,sudah memilik seragam dan alat-alat tulis yang lengkap secara gratis. Cucu dari nenek itu dibawa oleh guru disekolahnya ke toko tersebut.
Bahkan tidak sedikit orang yang tidak mengetahui akan hal itu terkejut karena semua barang yang mereka pilih diberikan secara gratis. Pak Yayan berkata jika ingin menyumbang silahkan masukkan ke kotak, kalau tidak pun, tidak apa-apa. Ia juga berkata "Kami berusaha menjual kejujuran di lingkungan masyarakat sekitar kami" yang setiap hari menjadi penjaga toko.
Toko sosial dan perpustakaan Bale Asih didirikan awal 2013 dan beroperasi secara penuh awal Februari 2014. Perpustakaan ini menawarkan kejujuran kepada pembacanya,cukup dengan mencatat nama,alamat, serta sekolah peminjam, dan mereka pun bisa membawa buku ke rumahnya selama satu minggu. Perpustakaan ini menyediakan buku-buku pelajaran sehingga banyak anak sekolah yang datang.
Yayan adalah pensiunan kepala dinas pendidikan, ia berinisiatif mendirikan Yayasan Bale Asih untuk kedua keperluan itu. Untuk pendanaannya, ia mengumpulkan sumbangan secara sukarela dari keluarga dan kerabatnya. Ia mencoba membantu meringankan beban yang dialami oleh warga tidak mampu. Melihat keseharian di sekitar kampungnya masih banyak warga yang kesulitan ekonomi karena mengalami kemiskinan struktural.
Dana yang diterima secara sukarela itu sifatnya tidak menentu,akibatnya ia bersama komunitas Siapbelajar mendirikan penerbitan mingguan pendidikan lokal seperti jurnal info pendidikan. "Dari jurnal pendidikan yang terjual, kami menyisihkan Rp 250 per eksemplar untuk Bale Asih," ujar Yayan. Ia juga menyebarkan materi ajar dan aplikasi pendidikan secara daring (online) melalui Siapbelajar.com secara gratis.
Dari hasil dana yang sudah terkumpul itu tidak langsung dibelikan baju-baju seragam, tetapi dibelikan bahan kain yang masih berbentuk gulungan. Kain putih dan merah bata itu diberikan kepada Yandi Supriadi (28), penyandang disabilitas, tetapi bisa menjahit pakaian, warga Kampung Boregah, Desa Cilampunghilir, Kecamatan Padakembang, 6 kilometer dari Kampung Kudang.
Disamping pakaian itu dijahit sendiri, harga pakaian seragam itu bisa lebih murah, dan bisa membantu penyandang cacat agar dapat mandiri.