Kamis, 29 Oktober 2015

Sosok



"MENJUAL" KEJUJURAN DI TOKO SOSIAL

Nama        : Yayan Tahyan
Lahir        : Tasikmalaya, 12 Februari 1958
Pekerjaan: Pensiunan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya
Istri          : Hj Dedeh Saadah (54)
Anak        : 1.Adi Saaduddin T (30)
                  
2. Ratih Widya Purwasih (26)
Pendidikan
:  1.SD Sukasenang I Cipakat, 1970
                        2.
SMPN I Singaparna, 1973
                        3.
SPGN Tasikmalaya, 1976
                        4.
Universitas Siliwangi Tasikmalaya, 1985


Toko Bale Asih adalah terletak di pinggir jalan raya Bandung-Garut-Singaparna-Tasikmalaya toko ini memberikan keperluan sekolah anak-anak secara gratis untuk yang anak yatim,yatim piatu,kurang mampu, dll. Contohnya seorang nenek Enih (70) warga Kampung Badakpaeh, tetangga Kampung Kudang yang datang ke toko itu sambil menangis karena cucunya yang tidak memiliki orangtua itu,sudah memilik seragam dan alat-alat tulis yang lengkap secara gratis. Cucu dari nenek itu dibawa oleh guru disekolahnya ke toko tersebut.

Bahkan tidak sedikit orang yang tidak mengetahui akan hal itu terkejut karena semua barang yang mereka pilih diberikan secara gratis. Pak Yayan berkata jika ingin menyumbang silahkan masukkan ke kotak, kalau tidak pun, tidak apa-apa. Ia juga  berkata "Kami berusaha menjual kejujuran di lingkungan masyarakat sekitar kami" yang setiap hari menjadi penjaga toko.

Toko sosial dan perpustakaan Bale Asih didirikan awal 2013 dan beroperasi secara penuh awal Februari 2014. Perpustakaan ini menawarkan kejujuran kepada pembacanya,cukup dengan mencatat nama,alamat, serta sekolah peminjam, dan mereka pun bisa membawa buku ke rumahnya selama satu minggu. Perpustakaan ini menyediakan buku-buku pelajaran sehingga banyak anak sekolah yang datang.

Yayan adalah pensiunan kepala dinas pendidikan, ia berinisiatif mendirikan Yayasan Bale Asih untuk kedua keperluan itu. Untuk pendanaannya, ia mengumpulkan sumbangan secara sukarela dari keluarga dan kerabatnya. Ia mencoba membantu meringankan beban yang dialami oleh warga tidak mampu. Melihat keseharian di sekitar kampungnya masih banyak warga yang kesulitan ekonomi karena mengalami kemiskinan struktural.

Dana yang diterima secara sukarela itu sifatnya tidak menentu,akibatnya ia bersama komunitas Siapbelajar mendirikan penerbitan mingguan pendidikan lokal seperti jurnal info pendidikan. "Dari jurnal pendidikan yang terjual, kami menyisihkan Rp 250 per eksemplar untuk Bale Asih," ujar Yayan. Ia juga menyebarkan materi ajar dan aplikasi pendidikan secara daring (online) melalui Siapbelajar.com secara gratis.

Dari hasil dana yang sudah terkumpul itu tidak langsung dibelikan baju-baju seragam, tetapi dibelikan bahan kain yang masih berbentuk gulungan. Kain putih dan merah bata itu diberikan kepada Yandi Supriadi (28), penyandang disabilitas, tetapi bisa menjahit pakaian, warga Kampung Boregah, Desa Cilampunghilir, Kecamatan Padakembang, 6 kilometer dari Kampung Kudang.
Disamping pakaian itu dijahit sendiri, harga pakaian seragam itu bisa lebih murah, dan bisa membantu penyandang cacat agar dapat mandiri.

Tajuk Rencana

AS Peringatkan Tiongkok
Militer AS mengirimkan kapal perusak berpeluru kendali USS Lassen dari pulau yang dibangun Tiongkok di Spratly , aksi ini sebagai cara untuk mengklaim kedaulatan maritim secara sepihak atas kawasan tersebut oleh Beijing.Jika dilihat dari pihak Tiongkok hal ini dianggap sebagai  'ancaman terhadap kedaulatan dan kepentingan keamanannya'.

Sehingga Beijing menyatakan 'Tiongkok tidak akan memaafkan setiap tindakan yang merusak keamanan Tiongkok'.Walaupun AS menyangkalnya dengan alasan bahwa sebenarnya kapal itu dalam pelayaran pulang ke pangkalannya di Yokosuka,Jepang. Jalur laut ini sebagai perlintasan lebih dari separuh perdagangan maritim dunia.

Dengan penjelasan aksi tersebut dapat disimpulkan bahwa AS menentang klaim kedaulatan Tiongkok atas wilayah perairan tersebut. AS mempunyai posisi sebagai kekuatan utama maritim dikawasan Asia Pasifik. Hal ini yang mendorong pihak AS untuk mempertahankan posisi tersebut,walau kini tergerus dengan kebangkitan di kawasan terutama Tiongkok.

Langkah dari pihak Tiongkok mengklaim kedaulatan maritim atas kawasan Laut Tiongkok Selatan,termasuk pembangunan pulau di Spartly yang tidak bisa diterima AS. Hingga kini pulau tersebut masih dalam status dipersengketakan oleh sejumlah negara.

Tidak bisa dibayangkan jika hal ini terus berlanjut,bukan hanya sebatas protes dari Tiongkok tapi juga tindakan nyata di laut. Oleh karena itu harapan saat ini AS dapat berhati-hati tidak mendorong Tiongkok menanggapi lebih jauh. Karena hal itu dapat merugikan negara-negara di kawasan,bahkan termasuk Indonesia.

Jumat, 23 Oktober 2015

Tajuk Rencana

Sinkronisasi Pusat-Daerah

Sebagian besar investasi terjadi di daerah sehingga presiden membuat paket-paket kebijakan ekonomi dalam upaya menggenjot investasi.Banyaknya perizinan investasi pada era otonomi daerah ada di tangan daerah. Karena adanya ribuan peraturan daerah(perda) menjadi alasan sebagai penghambat investasi.

Pelayanan perizinan yang berbeli-belit dan memakan waktu lama,ikut menjadi penyebab rendahnya realisasi investasi. Selain faktor lain, seperti infrastruktur, perburuhan, dan kepastian hukum.
Penyederhanaan perizinan juga ditempuh, antara lain melalui pelayanan terpadu satu pintu lewat pengambilalihan kewenangan perizinan yang sebelumnya di tangan instansi, kementerian, atau daerah oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Ada juga wewenang yang pada awalnya di pusat saat ini diminta daerah untuk dilimpahkan ke daerah.Pada dasarnya kesadaran daerah pun ikut di tuntut karena pada akhirnya daerah yang tidak kooperatif yang akan merasakan dampaknya. Apalagi saat ini pemerintah juga sedang dalam proses untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

sosok


Pencipta Aplikasi Percakapan yang Mendunia
Berawal dari keisengan untuk membuat aplikasi percakapan oleh Mochammad Arfan dan Jagad Hariseno yang pada awalnya aplikasi ini belum memiliki nama dan pada akhirnya Arfan mengusulkan kepada Jagad bahwa  sebaiknya nama aplikasi itu ‘Catfiz’ yang istilahnya dalam bahasa inggris ‘Catfish’ atau ‘ikan lele’.

Mereka memang bertujuan untuk membuat aplikasi ini kepada pengguna di Indonesia,seperti yang kita ketahui masyarakat Indonesia menggunakan aplikasi chat dri buatan luar negeri sehingga terkadang tidak sesuai dengan kebiasaan dan budaya orang-orang Indonesia. Yang pada akhirnya dapat menimbulkan masalah .

Aplikasi ini dapat digunakan untuk berkenalan,berbagi foto,suara,video, dll.  Pada awalnya aplikasi ini sudah digunakan  oleh 60.000 orang di Jawa maupun luar Jawa. Satu tahun kemudian mereka merilis aplikasi dalam versi yang sudah dapat dipakai publik melalui Google Play Store.

Ternyata pengguna aplikasi ini meningkat menjadi 2 juta pengguna dalam kurun waktu 1 tahun sejak dirilisnya aplikasi versi alfa.  Aplikasi ini ternyata digunakan di berbagai negara yaitu Timur Tengah (Arab Saudi, Oman, Kuwait, dan Yaman), kawasan Amerika Selatan (Meksiko, Venezuela, dan Brasil), India, serta Eropa (Turki, Jerman, dan Rusia).

Arfan dan Jagad terus mengembangkan Catfiz di bawah PT Duniacatfish Kreatif Media Surabaya yang berkantor di Intiland Tower, Surabaya. Saat ini, di kantor itu terdapat 20 pegawai yang memiliki masing-masing tugas. Namun saat ini mereka mengalami penurunan pengguna aplikasi ini akibat persaingan dengan aplikasi Whatsapp, BBM, Line, Kakao Talk
,  sehingga mereka berencana mengeluarkan versi terbaru yang mempunyai banyak perubahan.

Kamis, 15 Oktober 2015

Sosok



Saptoyo, Mengembalikan Hutan Sendangbiru


Mengambil sebuah keputusan besar bukanlah hal yang mudah,apalagi bertolak belakang dengan apa yang sudah kita nikmati saat ini. Tapi hal itu berbeda dengan Saptoyo yang  lahir di Malang, 27 Juli 1969, pendidikan SLTA. yang dulunya pengusaha penyewaan mobil, pemain saham, pedagang dan keluarga yang sudah hidup berkecukupan.

Namun,setelah ia pulang dari sebuah seminar tentang pelestarian pesisir, muncul sebuah pikiran untuk melepaskan semua usaha yang ia jalani saat itu dan ingin mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan alam sendangbiru. Karena hutan di kawasn itu sudah gundul akibat pembabatan hutan besar-besaran seusai reformasi 1998.

Saat itu ia sudah siap dengan semua resiko yang akan diterima nanti,bahkan anak sulungnya harus merelakan beasiswa ke jerman karena kurangnya biaya. Namun,keluarga saptoyo medukung walaupun dengan sejumlah pengorbanan seperti menjual mobil,dll. Ia membangun yayasan bernama Yayasan Bhakti Alam.

Kegiatan ini ia lakukan dengan uang sendiri dari menanam dan membuat bibit sendiri,iajuga meminta bantuan orang-orang yang ada di desanya untuk ikut menanam bibit mangrove. Ia pernah mengalami kesulitan karena ibu dan istrinya sakit disaat situasi itu ia difitnah bahwa telah megajarkan aliran sesat di dalam hutan. Tetapi ia selalu sabar dan berpegang pada keyakinan bahwa yang benar akan terjawab nantinya.

Semakin lama anggota yang membantunya dalam menanam bibit mulai berkurang karena tidak menghasilkan secara ekonomi.Namun,datang mahasiswa dari Kota Malang untuk membantunya menanam bibit mangrove.
Mahasiswa mengirim foto-foto itu ke media sosial sehinga banyak orang yang datang untuk mengunjungi tempat itu.

 Ia pernah ditangkap oleh pihak kepolisian karena dituduh melakukan pungutan liar,sehingga di tahan selama 1x24 jam dan karena kejadiansaldo di dalam rekening yayasan yang awalnya 80juta menjadi nol. Sempat kecewa dan ingin melawan tapi mendengar nasihat teman-teman nya ia memilih mengiklaskan uan tersebut.

Kini,semua yang ia kerjakan membuahkan hasil yang baik bahkan ia juga menanamkan kayu seperti pala dan buah-buahan mangga untuk ditanam di lahan gundul lain.